Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, perjalanan seorang alumni Prodi Teknik Infrastruktur Sipil dan Perancangan Arsitektur menjadi contoh nyata bagaimana dedikasi, manajemen waktu, dan keterlibatan dalam berbagai aktivitas dapat membuka jalan menuju kesuksesan. Audrey Lize Saadiya menjadi salah satu contoh inspiratif.yang saat ini telah bekerja di Jiangsu Suzhong Construction Group sebagai Quantity Surveyor (QS). Meskipun saat ini masih menjalani pembekalan di Kantor Pusat ia sudah menunjukkan dedikasi dan komitmen yang tinggi dalam pekerjaannya. Dalam tim yang terdiri dari tujuh orang, Audrey berfokus pada perhitungan volume pekerjaan di lapangan serta pengelolaan pembayaran dan klaim dari subkontraktor.

Sebelum menempuh karirnya saat ini, Audrey telah mengumpulkan pengalaman berharga saat menempuh pendidikan kuliah melalui program magang di dua tempat. Magang pertamanya di proyek jalan dan jembatan Tawang Ngalang segmen 2 dan 3 di Gunungkidul selama empat bulan. Di sana, ia terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek, mengawasi dan mengontrol proses di lapangan. Setelah itu, ia melanjutkan magang di PT Freeport Indonesia, di mana ia bekerja di Departemen Supply Chain Management sebagai drafter, fokus pada konsep manajemen lalu lintas dan penataan layout warehouse.

Selama masa kuliah, Ia tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan. Ia terlibat sebagai asisten mahasiswa dalam berbagai tugas dan praktikum, termasuk perencanaan jalan dan estimasi biaya. Menurutnya, praktikum perkerasan jalan adalah tantangan tersendiri, terutama karena ia juga menjalani magang pada waktu yang sama. Keterampilan manajemen waktu yang baik sangat diperlukan untuk menyelesaikan semua tanggung jawab ini. Audrey percaya bahwa mahasiswa harus aktif mengupgrade ilmu dan keterampilan supaya dapat bersaing di dunia kerja. Selain itu, Audrey juga aktif dalam organisasi kampus. Ia menjabat sebagai ketua bidang konstruksi di sebuah organisasi kemahasiswaan, serta terlibat dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan Mahasiswa Sipil dan Arsitektur (HMSA). Keterlibatannya dalam organisasi ini tidak hanya memperluas jaringan sosial, tetapi juga memberikan pengalaman berharga dalam memimpin dan mengelola program-program besar. Audrey menekankan pentingnya pengalaman organisasi sebagai sarana untuk mengasah soft skills yang sangat dibutuhkan di dunia profesional.

Melalui pengalamannya, Audrey ingin menyampaikan pesan kepada mahasiswa dan generasi muda agar tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Ia percaya bahwa setiap tantangan yang dihadapi adalah bagian dari proses pembelajaran. Our life is a series of the first time ujarnya. Setiap orang harus berani menghadapi tantangan dan mengambil peluang untuk belajar dan berkembang. Dengan menemukan passion dan mengasah keterampilan sejak dini, mereka bisa mempersiapkan diri untuk karir yang cemerlang di masa depan. Jangan hanya menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja, jadilah yang terbaik di bidang yang diminati.